Sempat terpikir ketika ku akan mennjadi seorang bidan kelak,
dimana aku akan di tempatkan di pedesaan yang mungkin dengan adat mereka yang jauh berbeda dari yang kutemui sehari-hari. dengan tingkah laku mereka yang mungkin jarang ku temui, yah siapa yang tau kan?
inginku mempelajari cara cara mengubah perilaku mereka agar apa yang kan ku sampaikan kelak tidak di anggap aneh ataupun salah dimata mereka.
akhirnya, setelah saya browsing di bantu om google serta mencari tau dari beberapa buku yang mungkin bisa membantu ku mencari tau bagaimana proses perubahan perilaku individu itu akan terjadi
Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu :
Recent Posts
sesusah itukah melakukan perubahan perilaku
Pentingnya pemberian ASI eksklusif
Dewasa ini, pemberian asi eksklusif pada bayi baru lahir sudah sangat jarang dilakukan. Apalagi di daerah perkotaan dengan tingkat ekonomi yang lebih tinggi, mereka lebih memilih memberikan anaknya susu formula yang mereka nilai lebih praktis dan tidak merepotkan mereka dibandingkan harus memberikan anak mereka sendiri ASI yang kalau dipikir-pikir sangat repot apalagi kalau ddi depan umu.. sementara, apakah mereka mengetahui apa yang terkandung di susu formula? dan apakah itu aman untuk anak mereka?
sementara, pada kenyataannya begitu banyak jenis-jenis susu formula. dari yang harganya terjangkau sampai yang harganya WAH.
apakah kandungannya berbeda antar susu formula yang murah dan yang mahal? bagaimana dengan kualitasnya? dan bagaimana pula dengan biaya yang harus mereka habiskan dengan memberikan anak mereka susu formula setiap hari?
yah,, kali ini saya tidak ingin mengulas tentang susu formula yang sudah marak di pasaran.
mari kita fokus terhadap asi. kenapa?
karena, apakah anda tau kalau sebaik-baiknya susu formula, tetaplah LEBIH BAIK ASI.
Asi memiliki begitu banyak manfaat, baik bagi ibu ataupun bayi. terlebih lagi jika asi di berikan secara EKSKLUSIF.
Pada tahun 2001 World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.
Bagaimana cara mencapai ASI eksklusif?
WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif
- Menyusui dalam segera setelah kelahiran
- Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun.
- Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam.
- Tidak menggunakan botol susu maupun empeng.
- Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak.
- Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.
Manfaat ASI eksklusif 6 Bulan :
Menambahkan manfaat, berikut adalah manfaat ASI Ekslusif enam bulan daripada hanya empat bulan
Untuk Bayi
- Melindungi dari infeksi gastrointestinal
- Bayi yang ASI ekslusif selama enam bulan tingkat pertumbuhannya sama dengan yang ASI eksklusif hanya empat bulan.
- ASI eksklusif enam bulan ternyata tidak menyebabkan kekurangan zat besi
Untuk Ibu
- Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan, sehingga
- Memberi jarak antar anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan berikutnya (KB alami)
- Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat besi sebanyak ketika mengalami menstruasi
- Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui enam bulan lebih langsing setengah kg dibanding ibu yang menyusui empat bulan.
Sekarang, keputusan ditangan anda.
apakah anda ingin memberikan YANG TERBAIK untuk BUAH HATI anda ?
Ingat, Anak Sapi minum air susu sapi, Anak Ibu minum Air Susu Ibu..
Berikan yang terbaik untuk buah hati anda,
kalau bukan anda, siapa lagi??
Jangan jadikan kesibukan anda menghalangi hak mereka untuk mendapatkan ASI..
jika ada niat, pasti banyak cara untuk memenuhi kebutuhan bayi terhadap ASI..
Masa Depan Mereka ada di tangan Anda :)
Pengertian Promosi Kesehatan Menurut Kelas B
Promosi kesehatan adalah upaya, usaha memmasyarakatkan, memberitahukan, mengajarkan, menyebarluaskan, dari individu, maupun kelompok yang dilatar belakangi dari lingkungan yang kurang baik menjadi lebih baik dan untuk menyadarkan masyarakat agar lebih mengerti dan memahami akan pentingnya hidup sehat baik berupa lisan maupun tulisan
Dipostkan oleh : Eka Nurmawaty (S.08.294)
Untuk memenuhi tugas promosi kesehatan oleh pak husin
Perkembangan sejarah Promosi Kesehatan dalam praktik kebidanan di Indonesia
Di era milenium ini, setiap hari bahkan setiap saat, kepada kita disajikan berbagai macam iklan atau upaya pemasaran pelbagai macam produk dan jasa. Iklan-iklan itu dengan gencarnya menyapa kita melalui berbagai media, terutama TV dan radio. Melalui internet, iklan-iklan itu juga datang silih berganti. Iklan juga menyergap kita melalui telepon seluler. Jangan ditanya iklan melalui surat kabar dan majalah. Juga melalui film layar lebar di gedung bioskop. Iklan-iklan juga mejeng secara mentereng melalui billboard, spanduk, umbul-umbul, dll. Tentu saja iklan juga muncul melalui poster, leaflet atau brosur. Belum lagi iklan melalui selebaran yang secara berdesakan nongol di tembok-tembok, tiang listrik/telepon, pagar rumah, dll. Ada juga iklan yang disamarkan melalui tulisan ilmiah atau tulisan populer. Jangan dilupakan iklan atau pemasaran produk atau jasa yang dikemas secara sangat professional dalam bentuk pameran, seminar atau pertemuan. Belum lagi iklan atau upaya pemasaran yang dilakukan secara agresif melalui tatap mula langsung dari rumah ke rumah dan secara berantai (multy level marketing). Demikian pula upaya yang dilakukan melalui loby kepada pelbagai pihak, khususnya pengambil kebijakan, agar produk atau jasanya dapat dipergunakan oleh khalayak luas. Dan masih banyak lagi cara-cara kreatif yang dilakukan dalam rangka menjajakan suatu produk atau jasa. Upaya-upaya itu mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap lakunya suatu produk atau jasa. Produk atau jasa apa saja, termasuk produk atau jasa di bidang
kesehatan serta produk dan jasa yang merugikan kesehatan seperti rokok, minuman
keras, obat-obatan yang tidak layak, dll. Itu semua termasuk upaya pemasaran atau
upaya untuk mempromosikan produk atau jasa. Pada zaman dulu upaya itu disebut
propaganda.
Istilah propaganda sering dikaitkan dengan bidang politik. Namun sebenarnya tidak selalu demikian. Bisa juga tentang masalah sosial, termasuk kesehatan. Di zaman pra dan awal kemerdekaan dulu propaganda masalah kesehatan itu sudah dilakukan. Pada waktu itu cara propaganda itulah yang dilakukan untuk member penerangan kepada masyarakat tentang kesehatan. Propaganda pada waktu itu dilakukan dalam bentuknya yang sederhana melalui pengeras suara atau dalam bentuk gambar dan poster. Juga melalui film layar tancap. Cara-cara itu kemudian berkembang, karena propaganda dirasakan kurang efektif apabila tidak dilakukan
upaya perubahan atau perbaikan perilaku hidup sehari-hari masyarakat. Maka dilancarkanlah upaya pendidikan kesehatan masyarakat (health education) yang dipadukan dengan upaya pembangunan masyarakat (community development) atau upaya pengorganisasian masyarakat (community organization).
Upaya ini berkembang pada tahun 1960 an, sampai kemudian mengalami perkembangan lagi pada tahun 1975 an, menjadi “Penyuluhan Kesehatan”. Meski fokus dan caranya sama, tetapi istilah “Pendidikan kesehatan” itu berubah menjadi “Penyuluhan Kesehatan”, karena pada waktu itu istilah “pendidikan” khusus dibakukan di lingkungan Departemen Pendidikan. Pada sekitar tahun 1995 istilah Penyuluhan kesehatan itu berubah lagi menjadi “Promosi Kesehatan”. Perubahan itu dilakukan selain karena hembusan perkembangan dunia (Health promotion mulai dicetuskan di Ottawa pada tahun 1986), juga sejalan dengan paradigma sehat, yang merupakan arah baru pembangunan kesehatan di Indonesia. Istilah itulah yang berkembang sampai sekarang, yang antara lain menampakkan wujudnya dalam bentuk pemasaran atau iklan, yang marak pada era milenium ini. Perjalanan dari propaganda, kemudian menjadi pendidikan, lalu penyuluhan dan sekarang promosi kesehatan itu, merupakan sejarah. Dalam perjalanan dari waktu ke waktu itu ada kejadian atau peristiwa yang patut dikenang, dan ada cerita atau kisah yang menarik, mengharukan, atau juga lucu. Tetapi yang penting pastilah ada hikmah, kebijaksanaan, nilai atau “wisdom” yang dapat diangkat dari rentetan kisah atau cerita itu. Hikmah, kebijaksanaan, nilai atau “wisdom” itu tentulah sangat besar manfaatnya bagi kita semua, terutama generasi muda yang merupakan penerus pembangunan bangsa tercinta ini. Kebijaksanaan itu pula yang rasanya patut sekali dapat dimiliki oleh para pembuat kebijakan, yang menentukan arah perkembangan negara kita di masa y.a.d. Demikianlah, maka sejarah atau perkembangan tentang promosi kesehatan di Indonesia itu perlu dituliskan. Penulisan sejarah atau perkembangan promosi kesehatan di Indonesia itu dirasakan semakin perlu karena nampaknya sejarah berulang. Apa yang kita pikirkan sekarang, rupanya sudah pernah dipikirkan bahkan dilaksanakan pada waktu yang lalu. Melalui tulisan ini diharapkan kita dapat lebih cepat belajar dan tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan pada waktu yang lalu itu. Dengan demikian yang dimaksud dengan sejarah di sini bukan dalam arti rentetan peristiwa dalam tanggal, bulan dan tahun. Tetapi sejarah adalah uraian tentang peristiwa nyata berupa fakta dan data yang bisa dijadikan bahan analisa untuk disimpulkan manfaat dan mudaratnya bagi pijakan untuk kegiatan masa kini dan yang akan datang. Di sini sejarah lebih mempunyai arti ke depan. Dalam kaitan itu beberapa negara sedang ribut dalam penulisan sejarah ini. Korea, Jepang dan China berebut meluruskan sejarah dengan versi masing-masing. Pemerintah RI sejak merdeka sampai sekarang juga sangat berkepentingan dengan penulisan sejarah. Ini menunjukkan bahwa sejarah sering dibuat untuk kepentingan sesaat demi pemenuhan si pembuat sejarah. Seharusnyalah bahwa sejarah itu netral. Yang penting adalah tentang pembelajaran sejarah. Makna, nilai atau kebijaksanaan apa yang dapat ditangkap di balik kejadian atau rentetan peristiwa itu. Para pembacalah yang menganalisis sendiri, menyimpulkan dan mengambil makna sebagai landasan untuk pengambilan kebijakan bagi langkah-langkah tindakannya masa kini dan yang akan datang. Sejarah, menurut Prof Nugroho Notosutanto, mengandung dua hal: fakta dan persepsi. Di satu pihak merupakan rentetan peristiwa berdasar fakta. Tekanannya pada uraian fakta yang bersifat deskriptif. Di pihak lain sejarah juga merupakan persepsi dari para pelaku, para saksi dan para pengamatnya. Tekanannya berupa analisis peristiwa bahkan dilanjutkan dengan prediksi ke depan. Demikianlah, maka sejarah perkembangan Promosi Kesehatan di Indonesia ini ditulis senetral dan seobyektif mungkin berdasarkan fakta sesuai rentetan peristiwa. Namun demikian juga tidak dapat dihindari adanya pandangan subyektif berupa analisis dan prediksi dari para pelaku, para saksi atau pengamat yang kebetulan menjadi penulisnya. Sikap subyektif ini ditekan seminimal mungkin karena buku ini ditulis oleh satu tim yang terdiri dari berbagai unsur dan lintas generasi. Selanjutnya kebenaran deskripsi fakta, analisis dan prediksi tim penulis ini diserahkan sepenuhnya kepada para pembaca. Para pembaca buku ini dapat siapa saja : para pengambil kebijakan, praktisi lapangan, kalangan Perguruan Tinggi khususnya mahasiswa, kalangan ilmuwan, para profesional, media massa, dan lain-lain. Melalui tulisan ini, para pembaca diharapkan dapat menangkap makna, nilai atau kebijaksanaan di setiap peristiwa itu dan memanfaatkannya untuk menghadapi masalah sekarang dan yang akan datang, untuk peningkatan kesehatan masyarakat pada khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya.
hari yg pennuh warna..
Ya dari judulnya, mungkin banyak yang menduga2 ini itu..
hmm.. karna saya tak sehebat para mentalis dlm menebak, maka saya sangat tidak ingin menebak nebak.
*halah. apa sihh..*
jadi gini,
hari ini saya dan teman2 saya akhirnya menyelesaikan DINAS di RS Sari Mulia dengan lancar.. *alhamdulillah*
seneng sih karna otomatis kami bakal lgsg merasakan manis, pahit dan getirnya saat kuliah yang dimulai di hari sabtu nanti.
ya, ini awal kami semester III.. sementara, mahasiswa2 di perguruan tinggi lain mungkin sudah UTS sekarang. sementara kami ?? baru masuk, ya baru masuk..
jangankan UTS, belajar saja belum. ini semua karna kelas kami mendapat urutan pertama untuk DINAS.. memang sangat mengasikkan ketika dinas selama 6 minggu di IGD, tapi tetap saja kami dinas dengan ilmu yang kami dapat di semester II.. papan nama yang berwarna kuning di dada yg menandakan kami semester III hanyalah tanda kami sudah memasuki semester III, sementara ilmunya? masih yang di semester II. hha..
selain itu, masih ada tugas kasus yang belum terselesaikan. karna setiap kali konsul masih banyak kesalahan. yahh,,
selain itu, tadi siang tepatnya sekitar jam 9 pagi ketika ada rapat ANGGOTA IKM *IKM= Ikatan Keluarga Mahasiswa, atau kalo di universitas namanya BEM. tapi kalau di akademi namanya IKM* . yah, isi rapat ternyata tentang kepengurusan IKM yang baru. dan saya sangat terkejut ketika saya dinyatakan sebagai salah satu kandidat yang nantinya akan bersaing memperebutkan posisi "KETUA IKM". hufh, mngkin posisi ketua ikm itu sangat menggiurkan dimata sebagian orang.
yah, gmana tidak?
posisi ketua IKM itu kan otomatis bikin dia jadi tenar dan di segani ma mahasiswa lain.
tapi berbeda dengan saya. entah kenapa, saya merasa tidak pantas untuk menjadi ketua ikm. ingin rasanya ngomel ke org yg memilih saya untuk di jadikan kandidat 6 besar. tapi apa daya itu hasil rapat kk kk tingkat.. ya sudahlah dijalani saja.. toh, saya juga tidak bakal jadi ketua IKM. santai saja dalam menjawab test test nantinya..
mlm minggu kali ini saya jalan2 bersama keluarga dan sangat amat menyenangkan. tak slamanya malming ma pacar menyenangkan *karna saya tak punya pacar sekarang*. n tak slamanya jomblo itu bikin sengsara. trust me..
lagian gara2 malming ma keluarga, saya mendapatkan tas ransel yang saya
yg muat banyak. hhe.. laptop, buku2 kebidananku yang super tebel n askeb2 pun muat tampaknya. hehe